watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

NGESEK DENGAN CHRISTIN

Pertama-tama saya ingin memperkenalkan sedikit
mengenai diri saya sendiri. Saya bernama Lucky,
berusia 29 tahun, seorang WNI keturunan. Sedikit
sekali ya.. tetapi itulah saya.
Saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan
seorang gadis manis bernama Christine. Dia adalah
seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah
universitas terkenal di kota saya. Dia benar-benar
seorang gadis yang manis, berambut hitam sedikit
di bawah bahu, berkulit putih mulus dengan tinggi
sekitar 160 cm. Yang membuat saya sangat tertarik
dengannya adalah bodynya yang sangat sekal.
Mungkin karena dia senang sekali dengan olahraga
berenang. Sehingga bodynya sangat sekal, kulitnya
juga sangat halus.
Walaupun saya sudah mengenalnya hampir satu
tahun (diperkenalkan oleh teman saya yang
sekampus dengannya), tapi saya jarang
menemuinya karena kesibukan masing-masing.
Pada suatu hari, dia kebetulan berniat untuk
membeli sebuah modem, karena dia tahu saya
banyak kenalan yang bergerak di bidang komputer,
maka dia menghubungi saya untuk
mengantarkannya membeli modem.
Setelah berkeliling-keliling di pusat komputer,
akhirnya dia membeli sebuah modem yang sesuai
dengan keinginannya. Dia bilang di tempat kostnya
ada telepon dalam kamar, daripada ke warnet,
mendingan pasang saja sendiri.
Setelah membeli modem, saya menawarkannya
untuk beristirahat di cafe sambil mengisi
tenggorokan yang kering. Sewaktu duduk
berhadapan di cafe, saya seakan tidak ada puasnya
terus memandangi dirinya. Pada hari itu dia
mengenakan kaos ketat putih dipadu dengan jeans
biru muda, benar-benar sangat mengesankan.
Buah dadanya yang sedang-sedang saja menjadi
sangat wah dengan kaos ketat itu. Mungkin dia juga
merasa kalau saya terus-terusan memandanginya.
Kadang-kadang dia tertunduk malu, kadang-kadang
wajahnya memerah sambil tersenyum. Benar-
benar membuat saya semakin ingin menatapnya.
Akhirnya dia mengajak saya untuk meninggalkan
tempat cafe.
Waktu di jalan, dia dengan malu-malu bertanya
apakah saya ada kesibukan lain setelah
mengantarnya. Saya jawab hari itu kebetulan tidak
ada kesibukan. Dan akhirnya dia meminta saya
untuk memasangkan modemnya. Wah.., dengan
sangat bergembira, saya menyetujuinya. Akhirnya
sampailah kami di kostnya yang sangat asri itu, ada
kolam renang segala.
Dia menyuruh saya menunggu di luar, sementara
dia mengganti pakaiannya, panas katanya. Tidak
lama kemudian dia keluar dengan menggunakan
kaos putih tipis longgar dan celana yang sangat
pendek yang juga longgar. Terlihatlah garis bra-nya
yang berwarna putih dan juga cetakan celana
dalamnya yang samar-samar terlihat berwarna biru
muda. Tanpa disadari, sesuatu di bawah sana saya
rasakan mulai menggeliat, dan saya hanya bengong
memandanginya. Kakinya yang putih panjang
sangat mulus, halus dan sekal. Karena merasa tidak
enak, saya meminta izin untuk ke toilet sebentar,
sambil membetulkan si Lucky junior yang mulai
melenceng arahnya. Dia menunggu di ruang tamu.
Selesai dari toilet, dia mengajak saya untuk masuk
ke kamarnya. Dia berjalan di depan saya, saya
sampai melotot memandangi pantatnya yang
sangat bulat bergoyang-goyang dengan indahnya.
Untunglah si Lucky junior telah saya bereskan
arahnya.
Setelah masuk ke dalam kamarnya, dia menutup
pintu kamarnya, karena untuk memasang kabel
sambungan ke modem, mesti melewati belakang
pintu. Sementara saya mulai bekerja memasang
modemnya. Dia lalu menyalakan CD Playernya dan
duduk di ranjangnya. Wah asyiknya, walaupun
sambil sibuk memasang modem, saya merasakan
suasana yang belum pernah saya rasakan, berdua
di dalam kamar tertutup dengan gadis manis sambil
mendengarkan musik yang mengalun perlahan.
Beberapa saat kemudian, dia menghampiri saya
sambil menanyakan apa yang dapat dia bantu. Dia
meletakkan tangannya di meja belajarnya sehingga
agak membungkuk. Ketika saya mendongak untuk
menatapnya, saya melihat gundukan payudara
yang terbungkus bra dari leher kaos longgarnya itu.
Saya tertegun sejenak dan secepatnya sadar saya
mengalihkan pandangan ke wajahnya. Dia melihat
saya sambil tersenyum, mungkin dia tidak
menyadari kalau cara berdirinya itu telah
memperlihatkan kulit dadanya yang putih mulus.
Saya bilang sementara belum memerlukan
bantuannya. Dia kembali ke ranjangnya, lalu
menyalakan TV. Dia duduk sambil memeluk kedua
lututnya, sehingga celana pendeknya yang longgar
itu tertarik ke bawah, memperlihatkan seluruh
pahanya yang putih mulus itu. Sayang sekali meja
belajarnya berada di samping ranjangnya, coba
kalau berhadapan dengan cara duduknya, pasti
saya dapat melihat yang lebih mengasyikkan.
Beberapa saat kemudian, saya sudah selesai
memasang modemnya. Saya menawarkan untuk
menggunakan account internet saya, karena dia
belum mendaftar ke ISP. Dia setuju saja. Setelah
saya login, dia segera duduk di kursi belajarnya dan
mencoba browsing ke beberapa situs. Saya ingin
sekali mencoba untuk membaca cerita Rumah Seks
berdua dengan seorang gadis, tapi saya tidak
mempunyai keberanian untuk mengajaknya.
Tidak lama dia memanggil saya, katanya tolong
ajarin untuk memasang mIRC di komputernya.
Saya berdiri di belakangnya, sambil menyuruhnya
untuk mengetikkan situs untuk men-download.
Karena dia masih bingung, secara reflek saya
memegang mouse yang ternyata masih
dipegangnya. Saya agak kaget, tapi karena sudah
terlanjur, saya pegang terus 'mouse' itu dan
mengarahkannya. Sambil membungkuk, saya
mencium bau harum rambutnya. Si Lucky junior
yang sudah tidur, perlahan-lahan mulai bereaksi
lagi.
Saya makin mendekatkan kepala saya ke
rambutnya, sambil terus berbicara mengajarinya.
Karena merasa lelah, dia menyandarkan
punggungnya ke belakang, merapat ke badan saya
tepat mengenai juniorku yang agak mengeras. Dia
mendongakkan kepalanya menatap saya dengan
pandangan heran. Tapi setelah itu dia kembali
berkonsentrasi ke monitor. Merasa tanggung basah,
saya semakin merapatkan pinggang saya ke
punggungnya sambil sedikit mengesek-gesekan si
junior. Beruntunglah hari itu saya memakai celana
panjang kain, sehingga gesekannya sangat terasa.
Secara otomatis, juniorku itu mengeras, dia kembali
mendongakkan kepalanya menatap saya dengan
pandangan yang tetap heran. Secara tidak sadar,
saya menurunkan bibir saya melumat bibirnya
yang ranum. Dia hanya diam saja, mungkin karena
shock.
Lama kelamaan, bibirnya mulai bergerak dan mulai
aktif mengecup bibirnya. Saya tidak tinggal diam,
tangan saya meraba-raba batang lengannya yang
halus. Makin lama makin ke atas dan mengenai
pinggiran payudaranya. Dia mulai mendesah dan
seakan tidak mau melepaskan bibirnya. Tangan
saya yang satu lagi meraba-raba rambutnya sambil
menopang kepalanya agar dia tidak merasa pegal.
Saya mulai memberanikan diri meraba payudara
kirinya secara halus. Dan dia pun semakin
mendesah.
Saya julurkan lidah ke dalam mulutnya, dia kaget
dan melepaskan ciuman. Saya pun ikut kaget,
sehingga si junior langsung melemas. Matanya
sayu menatap saya, sementara tangan saya masih
berada di depan payudaranya. Saya beranikan diri
mengajaknya berdiri dan membimbingnya ke
ranjang. Dia hanya menurut pasrah.
Saya baringkan dia di ranjang, dan mulai mengecup
bibirnya lagi. Kali ini saya lakukan dengan hati-hati.
Beberapa saat kemudian, bibirnya mulai bergerak
lagi. Secara perlahan saya elus tangannya sampai
kembali ke payudaranya. Secara perlahan saya elus-
elus, kadang kala meremasnya dengan halus.
Christine mulai mendesah lagi. Saya coba untuk
memasukkan tangan saya ke balik kaosnya, saya
raba perutnya yang ramping dan halus. Dia
menggerakkan badannya kegelian. Rabaan tangan
mulai naik ke atas sampai di pinggir garis bra-nya.
Dia diam saja.
Dengan perasaan takut, saya coba untuk menarik
kaosnya ke atas. Ternyata dia menggerakkan
tangannya agar saya mudah membuka kaosnya!
Saya menjadi makin bergairah. Maklumlah, ini
adalah pengalaman pertama saya dengan seorang
wanita. Selain itu, hanya VCD dan cerita erotis yang
saya lihat.
Terpampanglah badannya yang sangat mulus
dengan payudara yang masih tertutup bra putih.
Saya tidak berani melepas ciuman, karena takut dia
sadar. Saya remas-remas payudaranya. Tangannya
memegangi kepala saya agar tidak melepas ciuman,
dan dia semakin medesah desah.
"Mmmpphh.. mmpphh.."
Saya selipkan jari ke balik bra-nya. Terasa di ujung
jari putingnya yang mengeras. Tangan yang satu
lagi mulai turun meraba pahanya, lututnya. Saya
mencoba untuk melepaskan bra-nya. Saya meraba
punggungnya sambil mencari kaitan bra-nya, dia
melepaskan peganggannya dari kepala saya dan
menghentikan pagutannya. Sambil tersenyum
malu-malu, dia membuka bra-nya, ternyata
kancingnya di depan. Apa yang suka saya
bayangkan pun terpampang jelas, buah dada yang
masih kencang, mungkin 32 atau 34, dengan puting
kemerahan menantang.
Tanpa membuang waktu, saya ciumi payudaranya,
sesekali saya gigit putingnya. Dia mendekap kepala
saya sambil mengucek rambut saya. Mulutnya tidak
henti-hentinya mendesah, kepalanya mendongak ke
atas dengan mata terpejam.
Sementara tangan saya sudah mendarat di paha
bagian dalam. Dia agak membuka pahanya
memudahkan perjalanan tangan saya. Terus
mengelus sampai di selangkangannya. Saya
merasakan agak lembab dan basah walaupun
masih di balik celana pendeknya. Tangan ini mulai
menyelusup meraba CD-nya. Ketika melalui bagian
selangkangan, dia meloncat kaget seperti kena aliran
listrik. Saya pun terus mengusap di daerah itu
sehingga makin lama makin terasa basah,
sementara badannya semakin menggelinjang dan
desahannya semakin menjadi. Matanya terus
tertutup rapat.
Saya mulai menurunkan jilatan menyusuri
perutnya, turun melewati celananya dan mulai
menjilati pahanya. Tangan saya mulai menyelinap
ke balik CD-nya, terasa bulu-bulu keriting halus
yang cukup rimbun. Jari saya arahkan ke tempat
yang sangat basah. Kembali dia mengejut dan
merapatkan pahanya. Saya sentuh dengan halus
sesuatu yang mengeras disana. Dia semakin
meracau dan mendongakkan kepalanya.
"Terushh.. Luckyy.. Teruusshh.. Agak cep.. athh.."
Saya bingung mendengarnya, saya mempercepat
gerakan jari, sampai akhirnya dia menjerit tertahan
dan menjepitkan pahanya. "Aaahh.. Ahh.. Aahh.."
Setelah itu dia terdiam. Saya kaget dan memanggil,
"Tin.. " Tapi dia diam saja. Sementara tangan saya
masih terus bergerak menggesek.
Meski bingung, saya mencoba membuka celananya
karena merasa penasaran. Dia mengangkat
pinggulnya, sehingga dia tinggal mengenakan CD-
nya yang berwarna biru muda. Bagian
selangkangannya sangat basah, terlihat bulu hitam
yang merimbun disana. Saya mulai menjilati celana
dalamnya. Christine mulai bergerak lagi,
menggoyangkan pinggulnya. Lidah saya
menyelinap melalui pinggir CD-nya. Dia
melonjakkan pinggulnya seperti tadi, ada listriknya
kali ya. Terasa asin dan gurih, dengan bau yang
sangat menggairahkan. Saya tidak pernah mencium
bau seperti ini, tapi rasanya menggairahkan.
Mungkin karena suasana atau memang mestinya
begitu, saya pun tidak tahu. Saya semakin
penasaran dan ingin melihat dengan jelas apa yang
ada di balik segitiga biru itu.
Perlahan saya tarik celana dalamnya, waaww! Apa
yang hanya saya saksikan di BF atau majalah,
sekarang terpampang di depan saya, bulunya yang
hitam sangat kontras dengan kulitnya yang putih, di
tengahnya ada seperti bibir yang vertikal berwarna
merah muda dan BASAH! Seperti inilah vagina, saya
pikir. Karena saya hanya bengong, Christine melihat
ke bawah dan mengapitkan pahanya sambil
menutupnya dengan tangan. Wajahnya memerah
karena malu. Dia belum pernah dilihat oleh seorang
lelaki dalam keadaan telanjang. Sekarang, dalam
keadaan vagina yang basah dan terbaring pasrah
terbuai rangsangan, seorang lelaki menatap bagian
yang paling dilindunginya.
Saya mulai menciumi payudaranya lagi. Dia masih
tetap mengapitkan tangan di vaginanya. Tidak lama
kemudian Christine mulai terangsang lagi, sehingga
tangannya melupakan tugasnya, bergerak
mendekap kepalaku dan menekannya ke arah
dadanya. Tanganku mengelus rambut
selangkangnya sambil sesekali menyentuh bibir
vaginanya. Dia mulai menggelinjang dan mendesah
lagi. Saya segera turun dan membuka pahanya,
langsung saya benamkan wajah di vaginanya.
Christine tidak menyangka akan gerakan yang tiba-
tiba ini, hanya bisa pasrah dan mengerang.
"Ouuhh.. Aahh.. Luc.. ky.. ja.. ngan.." tetapi
tangannya menekan kepalaku ke vaginanya.
Saya terus mencucup lubang vaginanya,
mengigitnya sesuatu yang keras dengan bibirku.
"Acch.. Uuhh.. Shh.." Saya coba menusuk
vaginanya dengan mendorongkan hidung.
Ternyata vagina memiliki bau yang sangat khas dan
merangsang syaraf otak. Saya jilati lagi sambil
mendorongkan lidah sejauh-jauhnya.
Menggerakkan lidah di dalam vaginanya. Christine
semakin menjadi, mendesah, "Ahh.. ahh.." sambil
menggoyangkan pinggulnya ke arah kepalaku.
Semakin lama dia semakin keras bergoyang, juga
desahannya. Untunglah TV dan CD Playernya
masih menyala.
Tidak lama kemudian dia menjerit, tangannya
mengucek rambutku dengan kasar, pinggulnya
dihentak-hentakkan.
"Aahh.. Ayo.. Aaah.. Ak.. u.. Lu.. cky.. Jang..an
brenti.."
Lidahku bergerak semakin cepat dan, "Aaakk..!"
Seketika suasana menjadi hening, kakinya
mendekap erat kepalaku, pinggulnya terangkat naik,
badannya mengejang selama beberapa menit.
(Mungkin beberapa detik, tapi karena saya merasa
hal ini lama sekali). Akhirnya badannya melemas
dan menggelosor seperti tidak bertulang.
"Ssshh.." itulah desahan terakhirnya.
Saya pun melepaskan bibir saya dari vaginanya,
dan segera terbebas mencari udara segar. Dia
tertidur karena lelah. Mungkin gara-gara dua kali
mencapai puncaknya. Saya bangkit dan berjalan
menuju mejanya untuk mengambil minum.
Ternyata saya telah berasyik masyuk dengan
Chistine selama satu jam, karena tadi modem
belum saya disconnect.
Saya kembali ke ranjang dan mengelus-elus rambut
Christine yang semakin cantik setelah kejadian tadi.
Wajahnya memerah dan sangat menarik. Saya
kecup keningnya dengan perlahan. Dia membuka
matanya dan tersenyum, "Terima kasih Luck,
barusan nikmat sekali."
Saya hanya tersenyum dan mengecup bibirnya.
Setelah itu saya pakaikan kembali kaos dan
celananya tanpa bra dan CD, karena CD-nya basah
kuyup. Saya tutup badannya dengan selimut sambil
mengecup keningnya.
"Tin.. saya pulang dulu ya.., met bobo!"
Dia menjawab, "Thanks Luck, laen kali bikin seperti
tadi lagi ya.."
Aku mengangguk dan berdiri meninggalkannya.
Itulah pengalamanku dengan Christine. Walaupun
junior tidak terpuaskan, saya merasa puas sekali
dengan apa yang saya lakukan, dan untuk pertama
kalinya saya melihat tubuh wanita yang begitu
indah.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1050
U-ON

inc Powered by Xtgem.com